BAHAYA MENGKONSUMSI MAKANAN HASIL REKAYASA GENETIK (GMO)



The American Academy of Environmental Medicine (AAEM)
membuat laporan hasil penelitian indikasi serius masalah kesehatan yang timbul pada binatang yang mengkonsumsi makanan hasil rekayasa genetik, yang meliputi infertilitas, masalah kekebalan tubuh, penuaan dini, regulasi insulin yang rusak, dan perubahan organ utama dan gangguan pada sistem pencernaan.

Sebelum FDA memutuskan untuk mengizinkan GMO ke dalam makanan tanpa label, ilmuwan FDA telah berulang kali memperingatkan bahwa makanan GMO dapat membuat beberapa masalah tak terduga, sulit mendeteksi efek samping, termasuk alergi, racun, timbulnya jenis penyakit baru, dan masalah nutrisi.

  Beberapa hasil temuan mereka antaralain :
1. Ribuan domba, kerbau, dan kambing di India meninggal
    setelah makan rumput pada tanaman kapas hasil
    rekayasa genetic.
2. Tikus yang makan jagung hasil GMO untuk jangka
    panjang memiliki fisik yang lebih kecil dan memiliki
    anak dalam jumlah yang lebih sedikit.
3. Lebih dari setengah bayi tikus mati, yang berasal dari
    induk tikus yang memakan jagung hasil rekayasa
    genetik (GMO).
4. Generasi ketiga hamsters yang mengkonsumsi kedelai hasil rekayasa genetik kehilangan kemampuan untuk berkembang biak.
5. Tikus yang diberi makan jagung hasil rekayasa genetik mengalami penurunan daya tahan tubuh dan keracunan.
6. Kedelai hasil rekayasa genetik ketika dimasak  memiliki 7 kali lebih banyak jumlah alergen dibandingkan dengan kedelai organik.
7. Alergi kedelai meningkat 50% di Inggris, setelah kedelai hasil rekayasa genetik diperkenalkan di negara itu.
8. Tikus yang diberi makan kentang hasil rekayasa genetik mengalami perkembangan sel yang berlebihan pada lapisan perut, dimana kondisi ini dapat menyebabkan penyakit kanker.
9. Studi menunjukkan terjadinya perbuhaan pada lesi organ, sel-sel hati, pankreas, dan jumlah kadar enzim.

Berbeda dengan evaluasi penggunaan obat pada manusia, makanan hasil rekayasa genetik tidak diuji klinis terlibih dahulu sebelum di pasarkan.Tidak banyak masyarakat kita yang mengetahui makanan apa saja yang baik dan sehat untuk dikonsumsi, dan banyak pula yang tahu tapi tidak memperdulikannya.

Berikut adalah beberapa contoh makanan hasil rekayasa genetik:
1. Jagung-. Jagung telah dimodifikasi untuk membuat insektisida sendiri. US Food and Drug Administration (FDA) telah menyatakan bahwa jagung modifikasi genetik telah diperkenalkan sebagai makanan manusia. Monsanto telah mengungkapkan bahwa setengah dari peternakan jagung manis AS ditanami benih rekayasa genetika. Telah dilakuan percobaan terhadap tikus yang diberi makan jagung GMO dan ditemukan  memiliki tingkat kemampuan untuk menghasilkan keturunan lebih kecil  dan kesuburan yang kurang.
2. Soya/Kedelai-. Kedelai juga telah dimodifikasi secara genetik untuk melawan hama. Generasi ketiga hamsters yang mengkonsumsi kedelai hasil rekayasa genetik kehilangan kemampuan untuk berkembang biak.
3. Cotton-. kapas telah dirancang untuk menahan serangan hama.China telah menghasilkan bahan kimia yang membunuh  hama, “bollworm” yang mampu mengurangi insiden hama tidak hanya pada tanaman kapas, tetapi juga di kedelai dan jagung. Apakah ini hal kebetulan, ketika ribuan petani India mengalami ruam parah setelah terpapar BT kapas?
4. Pepaya-. Berbagai virus yang resisten terhadap pepaya komersial diperkenalkan di Hawaii pada tahun 1999. Pepaya transgenik terdiri tiga perempat dari total tanaman pepaya Hawaii.
5. Beras-. Ini makanan pokok dari Asia Tenggara kini telah dimodifikasi secara genetik mengandung jumlah tinggi vitamin A. Diduga, ada laporan dari varietas padi yang mengandung gen manusia untuk ditanam di AS.Beras akan membuat protein manusia yang berguna untuk menangani diare pada bayi di dunia. China Daily,sebuah jurnal online, melaporkan kesehatan masyarakat dan lingkungan berpotensial masalah serius dengan padi hasil rekayasa genetik mempertimbangkan kecenderungan untuk menyebabkan reaksi alergi dengan kemungkinan bersamaan transfer gen.
6. Tomat-. Tomat kini telah direkayasa secara genetis untuk kehidupan, mencegah tomat dari mudah membusuk.Dalam tes yang dilakukan untuk menentukan keamanan dari GMO tomat, beberapa subyek hewan mati dalam beberapa minggu setelah mengkonsumsi GMO tomat.

Sayur dan buah-buahan hasil dari rekayasa ‘trans genetika’ atau GMO (Genetically Modified Organism) disinyalir sangat berbahaya untuk kesehatan manusia. Hal menakutkan ini sudah banyak diberitakan seantero dunia melalui hasil riset dan penelitian oleh para ahli.

Ronnie Cummins adalah pendiri dan Direktur Asosiasi Konsumen Organik (Organic Consumer Asociaton / OCA) Amerika Serikat yang berbasis pada nirlaba yang memiliki hampir satu juta konsumen, didedikasikan untuk menjaga standar organik dan mempromosikan sistem yang sehat, adil, dan berkelanjutan pada masalah pertanian dan perdagangan.
Tujuan utama dari OCA adalah untuk bekerja pada kampanye nasional dan global untuk meningkatkan kesehatan, keadilan, dan keberlanjutan. Ronnie juga editor OrganicConsumers.org dan newsletter, Bytes Organik dan View Organik.
Sejak tahun 1960-an, sebagai penulis dan aktivis, Ronnie memiliki pengalaman luas dalam hak asasi manusia, anti-perang, anti-nuklir, tenaga kerja, konsumen, dan kampanye pertanian yang berkelanjutan hingga kini.
Selama beberapa dekade, ia telah menjabat sebagai direktur aktivis di Amerika Serikat dan upaya sebagai penggerak aktivis internasional seperti ‘Kampanye Makanan Murni’, dan Hari Aksi Global Melawan transgenik.
Negara-Negara Yang Telah Melarang Produk Mengandung GMO
Kini di Southern Minnesota, AS, telah sulit untuk menemukan sebidang tanah yang tidak ditanami jagung atau kedelai yang dimodifikasi secara genetik. Sementara tanaman transgenik dengan cepat telah mengambil alih lanskap di Amerika Serikat dan Kanada, namun tidak maunya semua negara untuk menanam tanaman ini, adalah salah satu bukti yang patut dipertanyakan.
Berikut adalah daftar negara, termasuk AS dan sekutunya, yang telah melarang tanaman transgenik:
Amerika Serikat: Hanya distrik California Mendocino, Trinity dan Marin yang telah berhasil melarang tanaman GM (Genetically Modified). Rakyat sebagai pemilih di negara bagian Calilfornia lainnya telah mencoba untuk meloloskan langkah-langkah serupa, tapi gagal.
Australia: Beberapa negara bagian Australia telah memiliki larangan pada tanaman GM (Genetically Modified) ini, yang kebanyakan dari mereka telah sejak dulu menolaknya. Hanya Australia Selatan yang masih memiliki larangan pada tanaman GM, meskipun Tasmania memiliki moratorium sampai November 2014.
Jepang: Orang-orang Jepang dangat kukuh menentang tanaman transgenik dan tidak ada benih GM (Genetically Modified) ditanam di negeri ini. Namun, jumlah besar kanola diimpor dari Kanada (yang merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dari GM kanola). Kini ada GM kanola tumbuh liar di sekitar pelabuhan Jepang dan jalan-jalan ke perusahaan minyak utama. Rekayasa genetika canola seperti Roundup Ready Monsanto yang memproduksi canola telah ditemukan tumbuh sekitar 5 sampai 6 port, yang kemudian diuji untuk mengetahui adakah kontaminasi GM.
Selandia Baru: Tidak ada makanan GM (Genetically Modified) tumbuh di negeri ini.
Jerman: Ada larangan budidaya atau penjualan jagung transgenik.
Irlandia: Semua tanaman GM (Genetically Modified) dilarang untuk budidayakan pada tahun 2009, dan ada sistem pelabelan secara sukarela untuk makanan yang mengandung  GM agar dapat diidentifikasikan seperti itu.
Austria, Hungaria, Yunani, Bulgaria, dan Luksemburg: Ada larangan budidaya dan penjualan GMO.
Perancis: Monsanto MON810 adalah jagung GM YANG telah disetujui, namun budidayanya dilarang pada tahun 2008. Ada ketidakpercayaan masyarakat luas dengan GMO dan telah berhasil menjaga agar tanaman GM dari luar negeri tak dapat masuk ke negara ini.
Pulau Madeira: Ini adalah sebuah wilayah otonom kecil Portugis yang meminta larangan kepada negara-negara sekitarnya agar tanaman rekayasa genetika ini ditolak masuk dan diizinkan melakukannya oleh Uni Eropa.
Swiss: Negara ini melarang keras semua jenis GM (Genetically Modified) baik barupa makanan, hewan, dan tanaman ladang serta peternakan dalam referendum publik pada tahun 2005, namun larangan awalnya hanya untuk lima tahun. Larangan itu telah diperpanjang sampai 2013. Untuk berikutnya tak ada data, namun sepertinya pemerintah Swiss terus memperpanjang larangan itu.
India: Pemerintah menempatkan larangan pada menit-menit terakhir pada terong hasil Genetically Modified atau GM sesaat sebelum dijadwalkan untuk mulai ditanam pada tahun 2010. Namun, para petani secara luas justru didorong untuk menanam kapas GM Monsanto dan telah menyebabkan panen yang gagal dan menghancurkan. Inggris Mail dalam laporan harian menyatakan bahwa sekitar 125.000 petani telah bunuh diri karena gagal panen ini akibat penghutangan secara besar-besaran sejak menanam benih GM (Genetically Modified) dari Monsanto ini.
Thailand: Negara ini berkelok-kelok pada kubu mendukung dan oposisi menentang tanaman GM (Genetically Modified). Negara ini memiliki luas lahan percobaan GM (Genetically Modified) jenis pepaya dari Hawaii, tetapi dibalik rencana ini benihnya menjadi liar dan mulai mencemari tanaman di dekatnya.
Akibatnya, beberapa negara seperti Jepang membatasi impor pepaya dari Thailand sebagai hasilnya, karena tidak ingin mengimpor makanan GM (Genetically Modified) .
Pemerintah Thailand sempat mencoba untuk merangkul kubu kedua belah pihak untuk memproduksi makanan organik di beberapa provinsinya. Namun tiba-tiba harga lebih tinggi saat berupaya merangkul kedua kubu, dan lebih banyak kubu memilih untuk menanam tanaman GM (Genetically Modified). Negara ini juga telah mencoba menyatakan beberapa daerah “zona bebas transgenik” dalam rangka mendorong negara lain untuk mempercayai produk buah-buahan atau makanan dari mereka.
Negara-Negara Yang Telah Menanam Tanaman GM (Genetically Modified)
AS: Sekarang telah tumbuh sebagian besar varietas GM (Genetically Modified) jagung, kanola dan kedelai. Hawaii sekarang tumbuh GM pepaya. Persetujuan juga telah diberikan untuk GM alfalfa, zucchinis, gula bit dan varietas tomat, meskipun tidak semuanya saat ini sedang tumbuh. Sebuah upaya terakhir adalah untuk mengalahkan dalam menyetujui GM ikan salmon.
Cina: adalah salah satu produsen terbesar dari tanaman GM (Genetically Modified).
Jerman, Swedia dan Republik Ceko: menyetujui untuk GM (Genetically Modified)  kentang untuk ditanam dan tumbuh.
Pemerintah Finlandia: Pemerintah dan penduduknya menerima makanan GM (Genetically Modified). Namun saat ini tidak ada tanaman GM tumbuh di negeri ini karena tidak ada tanaman GM yang cocok untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi di negara ini.
Pemerintah Zambia: telah meluncurkan kampanye kepada masyarakatnya untuk mendukung teknologi tanaman GM (Genetically Modified).
Kanada: memiliki penggunaan luas terhadap tanaman GM (Genetically Modified) ini. Hampir seluruh canola di Kanada adalah GM, seperti sebagian besar kedelai dan jagung yang tumbuh di negara ini adalah GM.
Prince Edward Island: mencoba untuk melarang budidaya transgenik ini, tapi gagal, dan tanaman GM (Genetically Modified) di wilayah tersebut pada saat ini terus meningkat.
Spanyol: saat ini tumbuh jagung transgenik (sekitar 20% jagung negara adalah GM).
Republik Ceko, Slowakia, Portugal, Rumania dan Polandia: semuanya menanam dan tumbuh GM jagung transgenik di negara-negara ini.
Filipina: menanam tanaman GM (Genetically Modified).
Uni Eropa (UE) telah menyetujui budidaya jenis tanaman GM (Genetically Modified) yang banyak (termasuk kentang dan jagung), tetapi masing-masing negara dapat memilih menolak GM tumbuh di negara mereka. Namun, sebagian besar negara Uni Eropa tidak diizinkan untuk menolak penjualan makanan GM (Genetically Modified).
Afrika Selatan: menanam tanaman ini dan terjadi peningkatan jumlah tanaman GM (Genetically Modified).
Inggris: secara resmi mendukung tanaman GM (Genetically Modified) dan memiliki percobaan transgenik yang ditanam seperti GM kentang. Namun, ada ketidakpercayaan publik luas terhadap tanaman ini dan Pangeran Charles telah menjadi salah satu yang melawan paling vokal tentang tanaman transgenik ini.
Amerika Selatan: memiliki lahan penanaman tanaman GM yang luas.
Thailand: Seperti disebutkan di atas, negara ini masih berdebat dan bergantian untuk menanam atau menolak tanaman GM.
India:
Memiliki GM (Genetically Modified) tanaman kapas yang ditanam secara luas. Juga disebutkan di atas, penanaman luas GM kapas Monsanto ini telah menyebabkan tragedi diseluruh India. Pemerintah India bahkan melarang benih konvensional dari banyak bank benih di negara itu oleh pemerintahnya dalam upaya untuk menyenangkan Monsanto, sebagai imbalannya, negara tersebut diberi pinjaman Dana Moneter Internasional untuk membantu perekonomiannya dan memperlambat tingkat kemiskinan bangsa.
Diperkirakan 1000 petani di India melakukan bunuh diri setiap bulannya akibat dari gagal panen dan utang yang disebabkan oleh menanam benih GM. Petani yakin bahwa benih GM akan 1.000 kali lebih murah biayanya dari biaya benih konvensional pada “benih ajaib” itu setelah mendengarkan janji Monsanto, dari hasil panen tanaman GM yang meningkat dan resistensinya terhadap hama.
Meskipun janji, tanaman ini ternyata sering dihancurkan oleh hama bollworms. Selain itu, para petani tidak diperingatkan bahwa tanaman GM kapas ini akan membutuhkan air dua kali lebih banyak dibanding kapas konvensional, dan menyebabkan banyak tanaman mengering lalu mati. Maka bibit “terminator” ini harus dibeli lagi setiap tahun.
Variasi dalam undang-undang masing-masing negara dan pandangan mengenai GMO telah menyebabkan komplikasi ketika datang ke makanan ekspor. Sebagai contoh, Thailand telah bekerja untuk meyakinkan negara-negara lain tentang keamanan makanan.
Tetapi baru-baru ini ikan tuna kaleng yang ditolak oleh Yunani dan Belanda telah menggunakan metode GM (Genetically Modified) setelah dilakukan pengujian dan menunjukkan adanya bahan GM. Hal itu terjadi karena ikan tuna dikemas dalam minyak kedelai yang diimpor oleh Amerika Serikat, di mana sebagian besar kedelai hasil itu hasil rekayasa genetika atau GM (Genetically Modified).
Kebanyakan masyarakat di Negara-negara maju menolak mengkonsumsi makanan hasil rekayasa genetik, sehingga para produsen makanan hasil rekayasa genetik ini menjual produk mereka ke negara-negara berkembang.




Sumber : Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar